APARTEMEN 1512
Keberadaan medali prambanan telah lama diketahui gerombolan Gudel. Disebuah rumah besar terletak di kawasan menteng rupanya gudel tinggal. Rumah besar bercat hitam dipagari beton setinggi 3 meter. Gapura tinggi berhias arca garuda membuat rumah ini tertutup dan tidak mudah dimasuki siapapun. Post sekuriti yang terletak di sebelah kiri, dijaga dua pria tinggi besar berkulit hitam. Mungkin tamu yang tak bernyali akan minder dan mengurungkan niatnya masuk rumah ini ketika ditanyai kedua sekuriti tadi.
Dalam ruang tamu, duduk seorang pria necis dengan cincin akik yang menghiasi hampir seluruh jari tangannya. Usianya hampir separuh abad tapi garis-garis wajahnya masih belum kentara. Susunan rapih gigi putih membuat pria ini tampak berwibawa. Ketampanan masih menempel di wajahnya. Sepertinya dia serius berbicara dengan seseorang di ujung telepon.
“Bagaimana? Kamu sudah dapat kabar baru?” tanya Gudel
“Maaf bos. Tiba-tiba hilang dari penghilatan kita? Susah diterawang.” Jawab Lidut.
“Bego.” Hardik gudel
“Maaf bos. Saya khawatir medali sudah di pegang sama Satrio Nusantara.” Read the rest of this entry »